Selamat datang di "PunyaKita" blog. Blog 1semua ini merupakan bagian dari tampungan ragam informasi yang diperuntukkan bagi siapa saja untuk menambah wawasan baik untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk lingkungan di sekitar kita

Sabtu, 22 Juni 2013

"Kulam", Pelet Manjur Dari Filipina


Sejarah telah mencatat sejumlah peristiwa yang mengingatkan publik pada ungkapan "ketika cinta ditolak, dukun bertindak". Belakangan ini media massa, baik cetak maupun elektronik, ramai memberitakan kasus terkait dukun Eyang Subur yang dikabarkan mampu memenuhi permintaan pasiennya.




Sejumlah warga biasa sampai artis dan tokoh penting ada yang rela megikuti saran dukun atau "orang pintar" untuk mendapatkan keinginannya dari mulai soal jodoh, percintaan, harta, atau kekuasaan.

Tak hanya di Indonesia saja, di belahan dunia lain pun ada fenomena serupa. Di Afrika, kita mengenal tradisi Voodoo, ilmu sihir hitam yang banyak digunakan oleh dukun-dukun di sana untuk memperdaya korbannya melalui perantara boneka.




Ternyata di Filipina pun ada ilmu serupa yang disebut Kulam. Ilmu tenung Kulam bertujuan memperdaya orang dengan perantara medium boneka, seperti dilansir dari situs tribune.net.ph akhir bulan lalu.

Efek kulam, selain menggunakan boneka juga diperkuat dengan potongan rambut, ludah, atau tetesan darah calon korban. Orang yang menguasai ilmu Kulam disebut Mangkukulam - biasanya dukun perempuan, dan korbannya disebut Kinukulam.

Menurut teori yang berkembang, bisa jadi kulam sudah ada sejak kepercayaan pagan berkembang luas di Asia Tenggara ribuan tahun lalu. Pada awalnya, dukun-dukun ini menggunakan ilmu sihir mereka untuk menyembuhkan penyakit atau menjaga orang dari pengaruh jahat.

Dalam buku "Kulam" oleh Tony Perez dijelaskan awal praktik kulam ditujukan untuk kebaikan. Mulai dari doa keberuntungan, melindungi orang-orang tercinta, atau bisa juga dipakai sebagai 'ilmu pelet' atas orang yang ditaksir.




Kulam juga dipakai untuk menyembuhkan penyakit. Seperti yang terjadi di masyarakat kuno ketika ilmu kedokteran belum berkembang dan masih percaya pada dukun. Seorang mangkukulam akan membuat ramuan dari dedaunan yang dimasukkan ke air mendidih, lalu mengucapkan mantra "Kulam yan!" dan "May naiinggit sa 'yo!".

Ketika misionaris Kristen masuk ke Filipina, biarawan Spanyol ini memaksakan agama harus dipeluk oleh penduduk di daerah jajahan. Yang melawan disebut kafir. Hal ini menimbulkan perlawanan, dan besar kemungkinan kulam sebagai sihir yang mencelakakan orang mulai muncul. Walau masih tak jelas, apakah praktik voodoo ini (menggunakan medium boneka dan helai rambut korban) dibawa oleh orang Eropa atau berasal dari Filipina.

Secara umum, praktik serupa voodoo ini disebut kulam. Walau sebenarnya ada perbedaan antara sihir jahat dan sihir baik. Praktik yang menolong orang disebut kulam, sementara penyimpangan dari kulam dengan tujuan jahat atau menenung orang disebut Barang.




Seorang mangkukulam yang mengadakan ritual tenung mengawalinya dengan mengikatkan tali di tubuh boneka ke kain hitam. Lalu mulailah menyebut mantra. Tali yang terikat tadi melambangkan kekuasaan sang dukun pada korban, sehingga semua gerakan yang dilakukan pada boneka akan dirasakan korban. Termasuk juga penusukkan jarum, menenggelamkan kepala boneka ke bawah air, membakar, dan lain-lain.

Hanya ada dua cara yang bisa menghentikan kulam ini, yaitu memutuskan tali pada boneka atau membunuh sang dukun.

Dipublikasi ulang oleh : Rukmiaji Muhammad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar